Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Agustus 2010

Manajemen Pengelolaan Sampah di Pemukiman (parT I)


Pengelolaan sampah di permukiman

MejuaH-juah..... ViVa Kesling K.Jahe....



Sampah menjadi masalah penting terutama bagi kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat, untuk mengatasi maslah sampah dibutuhkan sistem pengelolaan yamg baik, Pengelolaan sampah kota tidak harus dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah , dapat dapat pula dilekelola secara mandiri oleh msayarakat sendiri, sehingga beban TPA kota dapat direduksi.
Nah..... sebagai teknokrat lingkungan peran Ahli Madya KESLINg harusnya mampu berkompetensi dalam hal ini, selain dapat mengatasi masalah lingkungan, sektor ini juga dapat mengahasilkan profit dalam pelaksanaanya....
Berikut merupakan Manajeman Pengelolaan Sampah di permukiman Sesuai dengan standar SNI, Artikel ini dibagi menjadi dua bagian bagian, bagian pertama hanya membahas pengertian2 istilah dan persyaratan, Sedangkan bagian II ntar kita bahas Manajemen dan Proyeksinya....

1 Ruang lingkup
Standar ini memuat persyaratan dan pengelolaan sampah permukiman di perkotaan untuk
jenis sampah domestik non B3 dan B3 dengan menerapkan 3R (reuse, reduce dan
recycling) mulai dari kegiatan di
sumber sampai dengan TPS .
2 Acuan normatif
SNI 03.3242-1994, Tata cara pengelolaan sampah di permukiman
SNI 19-2454-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan
SNI 03-1737-2002, Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

4 Persyaratan
4.1 Persyaratan umum
Persyaratan umum berupa :
a) Persyaratan hukum
ketentuan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis
mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kota/lingkungan,
pembentukan institusi/organisasi/retribusi dan perencanaan tata ruang kota serta
peraturan-peraturan pelaksanaannya;

b) Persyaratan kelembagaan
pengelola di permukiman harus berfokus pada peningkatan kinerja institusi pengelola
sampah, dan perkuatan fungsi regulator dan operator. Sasaran yang harus dicapai
adalah sistem dan institusi yang mampu sepenuhnya mengelola dan melayani
persampahan di lingkungan dengan mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaandan retribusi atau iuran serta semaksimal mungkin melaksanakan konsep 3 R di
sumber.
c) Teknis operasional
Menerapkan sistem penanganan sampah setempat dengan :
1) Menerapkan pemilahan sampah organik dan non organik
2) Menerapkan teknik 3 R di sumber dan TPS
3) Penanganan residu oleh pengelola sampah kota;

d) Pembiayaan
Memperhatikan peningkatan kapasitas pembiayaan untuk menjamin pelayanan dengan
pemulihan biaya secara bertahap supaya sistem dan institusi, serta masyarakat dan
dunia usaha punya kapasitas cukup untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas
lingkungan untuk warga.

e) Aspek peran serta masyarakat
1) melakukan pemilahan sampah di sumber
2) melakukan pengolahan sampah dengan konsep 3 R
3) berkewajiban membayar iuran/retribusi sampah
4) mematuhi aturan pembuangan sampah yang ditetapkan
5) turut menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya
6) berperan aktif dalam sosialisasi pengelolaan sampah lingkungan

d) Bagi lingkungan permukiman, developer bertanggung jawab dalam :
1) penyediaan lahan untuk pembangunan pengolah sampah organik berupa
pengomposan rumah tangga dan daur ulang sampah skala lingkungan serta TPS;
2) penyediaan peralatan pengumpulan sampah;
3) pengelolaan sampah selama masa konstruksi sampai dengan diserahkan ke pihak
yang berwenang;
4) Bagi developer yang membangun minimum 80 rumah harus menyediakan wadah
komunal dan alat pengumpul.

4.2 Persyaratan teknis
4.2.1 Data perencanaan
Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
a) peta penyebaran rumah;
b) luas daerah yang dikelola;
c) jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi pendapatan tinggi, menengah, dan rendah;
d) jumlah rumah berdasarkan tipe;
e) besaran timbulan sampah per hari;
f) jumlah bangunan fasilitas umum;
g) kondisi jalan (panjang, lebar dan kondisi fisik);
h) kondisi topografi dan lingkungan;
i) ketersediaan lahan untuk lokasi TPS dan daur ulang sampah skala lingkungan;
j) karakteristik sampah.

4.2.2 Jumlah sampah yang akan dikelola
Jumlah sampah
a) jumlah penduduk

b) sumber sampah yang ada di lingkungan permukiman, seperti :
1) toko/pasar kecil;
2) sekolah;
3) rumah sakit kecil /klinik kesehatan;
4) jalan/saluran;
5) taman;
6) tempat ibadah;
7) dan lain-lain.

c) Besaran timbulan sampah untuk masing-masing sumber sampah

4.2.3 Klasifikasi pengelolaan, tipe bangunan dan TPS
a) Klasifikasi pengelolaan
Klasifikasi pengelolaan berdasarkan lingkungan permukiman yang ada yaitu :
1) 1 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 150 – 250 jiwa ( 30 – 50 rumah)
2) 1 Rukun Warga : 2.500 jiwa (± 500 rumah)
3) 1 kelurahan : 30.000 jiwa penduduk (± 6.000 rumah)
4) 1 kecamatan : 120.000 jiwa (± 24.000 rumah)

b) Klasifikasi tipe bangunan sebagai berikut :
1) tipe rumah
(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70
(b) Sedang yang setara dengan Tipe 45 - 54
(c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21
2) sarana umum/sosial
3) bangunan komersial

c) Klasifikasi TPS

Klasifikasi TPS sebagai berikut :
1) TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan
(b) gudang
(c) tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container
(d) Luas lahan ± 10 - 50 m2

2) TPS tipe II
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan ( 10 m2)
(b) Pengomposan sampah organik ( 200 m2)
(c) Gudang ( 50 m2)
(d) Tempat pemindah sampah yang dilengkapi dengan landasan container (60 m2)
(e) luas lahan ± 60 – 200 m2

3) TPS tipe III
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan ( 30 m2)
(b) Pengomposan sampah organik ( 800 m2)
(c) Gudang ( 100 m2)
(d) Tempat pemindah sampah yang dilengkapi dengan landasan container (60 m2)
(e) luas lahan > 200 m2

Bersambung...................

Rabu, 25 Agustus 2010

Beberapa Referensi Judul KTI

buat Temen-temen Kesling yang lagi bingung cari judul KTI berikut ada beberapa referensi judul yang mungkin dapat jadi masukan....

1. EFEKTIVITAS BREKSI BATU APUNG SEBAGAI BAHAN ABSORBEN TERHADAP PENURUNAN SALINITAS AIR PAYAU

2.PEMANFAATAN KARAT BESI UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN AIR

3. PENGARUH LAMA WAKTU PENYINARAN DENGAN NEON ULTRAVIOLET TERHADAP PENURUNAN BAKTERI COLI TINJA DALAM MEDIA CAIR

4. KEMAMPUAN HYDRILLA VERTILLATA DALAM PENURUNAN KADAR SENG (Zn2+) PADA AIR LIMBAH BUATAN YANG MENGANDUNG SENG

5. HUBUNGAN KONDISI SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DENGAN KEBERADAAN JENTIK VECTOR DENGUE (AEDES AEGYPTI DAN AEDES ALBOPIKZUZ) DIDAERAH RAWAN ”DB” DENGUE KOTA X TAHUN X

6. HUBUNGAN JENIS SUMBER AIR BERSIH DAN KONDISI FISIK AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X

7. KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKOLUSIS PARU DIDESA X

8. PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM 3M+1T DENGAN KEBERADAAN JENTIK VECTOR DENGUE (AEDES AEGYPTI DAN AEDES ALBOPIKZUZ) DI KOTA X

9.TINJAUAN UPAYA PELAKSANAAN ASPEK KESEHATAN LINGKUGAN DI RUMAH SAKIT X PADA TAHUN X (merujuk pada PERMENKES 1204)

10.EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KINCIR SENTRIFUGAL TERHADAP LAJU PENGENDAPAN TSS PADA PROSES SEDIMENTASI AIR LIMBAH

dikutip dari berbgai sumber

Semoga dapat berguna.....!!!